Daftar Isi
Kata
Pengantar…………………………………………………………………1
Daftar
Isi……………………………………………………………………….2
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang……………………………………………………..3
B. Tujuan …………………………………………………..................3
C.Landasan
teori....................................................................................4
BAB II Pembahasan
A.Pengertian Kurikulum
dan Pembelajaran……………………....5
Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli
………………………........5
Pengertian Kurikulum
……………………………………...................6
B.Pengertian
Pengembangan Kurikulum………………………......7
C,Konsep Dasar
Pengembangan Kurikulum……………………….8
D.Prinsip-prinsip
Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran..9
1.Prinsip
Umum....................................................................................9
2.Prinsip
Khusus..................................................................................12
BAB III Penutup
A.Kesimpulan…………………………………………………….. 20
B.Saran……………………………………………………………..20
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………......21
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan suatu kurikulum ini sangat
tergantung kepada bagaimana kurikulum itu dilaksanakan atau di implementasikan.
Sebaik apapun kurikulum secara tertulis itu dirancang,namun apabila dalam
pelaksanaannya tidak didukung oleh berbagai unsur maka kurikulum itu akan sulit
mencapai hasil yang di harapkan. Oleh karena itu dalam pengembangan
kurikulum,identifikasi keterterapan prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum,analisis kualitas keterlibatan unsur-unsur dalam pengembangan
kurikulum dan proses lainnya yang dibutuhkan dalam pengembangan kurikulum.
B.
Tujuan
Tujuan Umum :
1.
2. Mengetahui
pengertian Kurikulum.
3. Mengetahui
pengertian pengembangan kurikulum.
4. Mengetahui
konsep dasar pengembangan kurikulum
5. Mengetahui
tentang prinsip perkembangan kurikulum dan pembelajaran secara umum
6.
Mengetahui tentang
prinsip perkembangan kurikulum dan pembelajaran secara khusus.
Tujuan khusus :
1.
Untuk memenuhi tugas
kelompok dari mata kuliah Pendidikan Kurikulum.
2. Memberikan
semangat dan dorongan kepada kita untuk menjadi guru yang professional.
3. Memberikan
acuan kepada kita sebagai calon guru untuk mengetahui kurikulum dan
pembelajaran.
C.Landasan Teori
Pengembangan kurikulum
adalah istilah yang komprehensif, di dalam mencakup; merencanakan, penerapan
dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum
ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk
menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik.
Penerapan kurikulum atau biasa disebut implementasi kurikulum berusaha
mentransfer perencanaan kurikulum kedalam tindakan operasional.
Evaluasi kurikulum
merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa
besaran hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian programprogram yang
telah direncanakan, dari hasil kurikulum itu sendiri.. Dalam pengembangan
kurikulum tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia
pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti :
politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur-unsur masyarakat
lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.
Prinsip-prinsip yang
digunakan dalam pengembangan kurikulum menurut berbagai ahli seperti halnya
:
Menurut Sukmadinata,
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dibagi kedalam dua kelompok, yaitu
- Prinsip umum; relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis dan efektivitas.
- Prinsip khusus; berkenaan dengan tujuan pendidikan, pemilihan isi pendidikan, pemilihan proses belajar mengajar, media alat pelajaran, prinsip kegiatan penilaian (Sukmadinata, 2001 : 45-48).
Asep Heri Hernawan dkk (2002 : 55-56)
mengemukakan lima prinsip dalam mengembangkan kurikulum, yaitu :
- Prinsip relevansi, yaitu kurikulum itu memiliki hubungan dengan komponen kurikulum yang lainnya (tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan ( evaluasi)
- Prinsip fleksibilitas, dalam pengembangan kurikulum diharapkan bersifat luwes.
- Prinsip kontinuitas, yaitu adanya kesinambungan dalam kurikulum baik secara vertikal maupun horisontal.
- Prinsip efisiensi, yakni mengusahakan agar dalam mengembangkan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya dan sumber lainnya.
- Prinsip efektivitas, yaitu mengusahakan agar pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa ada kegiatan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Kurikulum dan Pembelajaran
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni
“curriculae” berarti”lapangan pertandingan”(race
course) yaitu arena tempat peserta didik berlari untuk mencapai finish. Baru
pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan. Bila
ditelusuri ternyata kurikulum mempunyai berbagai macam arti,yaitu:
1. Kurikulum
diartikan sebagai rencana pelajaran
2. pengalaman
belajar yang diperoleh murid dari sekolah
3. rencana
belajar murid
Menurut UU No.2 tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat rencana dan
peraturan,mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakannya dalam
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Bayak pendapat mengenai arti
kurikulum, Namun inti kurikulum sebenarnya adalah pengalaman belajar yang
banyak kaitannya dengan melakukan berbagai kegiatan, interaksi sosial, di
lingkungan sekolah, proses kerja sama dengan kelompok, bahkan interaksi dengan
lingkungan fisik seperti gedung sekolah dan ruang sekolah. Dengan demikian
pengalaman itu bukan sekedar mempelajari mata pelajaran,tetapi yang terpenting
adalah pengalaman kehidupan.
Pengertian Kurikulum Menurut Definisi Para Ahli
·
Pengertian
Kurikulum Menurut Daniel Tanner dan Laurel Tanner, pengertian kurikulum adalah pengalaman pembelajaran yang terarah dan
terencana secara terstuktur dan tersusun melalui proses rekontruksi pengetahuan
dan pengalaman secara sistematis yang berada dibawah pengawasan lembaga
pendidikan sehingga pelajar memiliki motivasi dan minat belajar.
·
Pengertian
kurikulum Menurut Inlow (1966) : Pengertian kurikulum adalah usaha menyeluruh dirancang khusus oleh sekolah
dalam membimbing murid memperoleh hasil dari pelajaran yang telah
ditentukan.
·
Pengertian
Kurikulum Menurut Hilda Taba (1962) : Pengertian kurikulum sebagai a plan
of learning yang berarti bahwa kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan
untuk dipelajari oleh siswa yang memuat rencana untuk peserta didik. Dalam
bukunya "Curriculum Development Theory and Pratice".
Ada sejumlah ahli teori kurikulum yang berpendapat bahwa
kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga
peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan sekolah, jadi selain
kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan yang tak formal. Yang terakhir ini
sering disebut kegiatan ko-kurikuler atau ekstra-kurikuler co-curriculum atau
extra-curriculum).
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk
hidup belajar.
Definisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia dapat
melihat dalam perubahan yang
terjadi, tetapi tidak pembelajaran itu sendiri. Konsep tersebut adalah teoretis, dan dengan
demikian tidak secara langsung dapat diamati.
Pengertian Pembelajaran
menurut para ahli:
- Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20
Pembelajaran merupakan sebuah proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu
lingkungan belajar.
- Dimyati dan Mudjiono
Pembelajaran merupakan aktivitas
pendidik atau guru secara terprogram melalui desain instruksional agar peserta
didik dapat belajar secara aktif dan lebih menekankan pada sumber belajar yang
disediakan.
- Sudjana
Pembelajaran ialah setiap upaya yang
sistematik dan sengaja untuk menciptakan kegiatan interaksi yang edukatif
antara guru dan peserta didik.
Dapat
disimpulkan bahwa secara umum pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang
lebih baik. Pembelajaran bertujuan membantu siswa agar memperoleh berbagai
pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa yang meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai
pengendali sikap dan perilaku siswa menjadi bertambah, baik kuantitas maupun
kualitasnya.
B.Pengertiaan
Pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum
adalah sebuah proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik
dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku,
sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan kata lain
pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru
melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang
dilakukan selama periode waktu tertentu. Prinsip kurikulum dapat juga dikatakan
sebagai aturan yang menjiwai pengembangan kurikulum. Prinsip tersebut mempunyai
tujuan agar kurikulum yang didesain atau dihasilkan sesuai dengan permintaan
semua pihak yakni anak didik, orangtua, masyarakat dan bangsa.
Pada umumnya ahli
kurikulum memandang kegiatan pengembangan kurikulum sebagai suatu proses yang
kontinu, merupakan suatu siklus yang menyangkut beberapa kurikulum yaitu
komponen tujuan, bahan, kegiatan dan evaluasi.
Kurikulum di Indonesia
mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tuntutan dalam masyarakat. Penerapan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum salah satunya dijelaskan oleh Dr. Wina Sanjaya dalam kurikulum berbasis kompetensi dimana dalam
prinsip pengembangan ini juga memperhatikan beberapa aspek mendasar tentang
karakteristik bangsa.
C.Konsep
Dasar Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum (curriculum
development) adalah the planning of learning opportunities intended
to bring about certain desered in pupils, and assesment of the extent to wich
these changes have taken plece (Audrey Nicholls & Howard Nichools
dalam Oemar Hamalik, 2008: 96). Rumusan ini menunjukkan bahwa pengembangan
kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang
dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan tertentu yang
diharapkan. Sedangkan yang dimaksud dengan kesempatan belajar (learning
opportunity) adalah hubungan yang telah direncanakan dan terkontrol antara
para siswa, guru, bahan, peralatan, dan lingkungan tempat siswa belajar yang
diinginkan diharapkan terjadi.
Dalam pengertian di atas, sesungguhnya pengembangan
kurikulum adalah proses siklus, yang tidak pernah berakhir.
Proses tersebut terdiri dari empat unsur yakni (Oemar Hamalik, 2008: 96-97):
1.
Tujuan: mempelajari dan
menggambarkan semua sumber pengetahuan dan pertimbangan tentang tujuan-tujuan
pengajaran, baik yang berkenaan dengan mata pelajaran (subject course)
maupun kurikulum secara menyeluruh.
2.
Metode dan material: menggembangkan
dan mencoba menggunakan metode-metode dan material sekolah untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut yang serasi menurut pertimbangan guru.
3.
Penilaian (assesment):
menilai keberhasilan pekerjaan yang telah dikembangkan itu dalam hubungannya
dengan tujuan, dan bila mengembangkan tujuan-tujuan baru.
4.
Balikan (feedback): umpan
balik dari semua pengalaman yang telah diperoleh yang pada gilirannya menjadi
titik tolak bagi studi selanjutnya.
D.Prinsip-prinsip
Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum adalah kaidah-kaidah
atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Prinsip-prinsip yang digunakan
dalam pengembangan kurikulum, merupakan prinsip-prinsip yang telah berkembang
dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip
baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan
sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum
yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak
sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum.
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengelompokkan
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum ke dalam dua bagian yaitu :
- Prinsip-Prinsip Umum
a. Prinsip Relevansi
- Relevansi Keluar (Eksternal), yaitu tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum itu sendiri. Maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan masyarakat, yang menyiapkan siswa untuk bisa hidup dan bekerja dalam masyarakat. Isi kurikulum mempersiapkan siswa sekarang dan siswa yang akan datang untuk tugas yang ada dalam perkembangan masyarakat.
·
Relevansi Didalam (Internal), yaitu adanya kesesuaian atau
kosistensi antara komponen-komponen kurikulum yaitu antara tujuan, isi proses
penyampaian dan penilaian. Relevansi ini menunjukkan suatu keterpaduan
kurikulum.
b. Prinsip Fleksibilitas
Fleksibilitas sebagai salah satu prinsip pengembangan
kurikulum dimaksudkan adanya ruang gerak yang memberikan sedikit kelonggaran
dalam melakukan atau mengambil suatu keputusan tentang suatu kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh pelaksana kurikulum di lapangan. Kurikulum juga hendaknya
memiliki sifat lentur atau fleksibel. Kurikulum mempersiapkan anak untuk
kehidupan sekarang dan yang akan datang, di sini dan ditempat lain, bagi anak
yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Suatu kurikulum yang
baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam
pelaksanaannya mungkin terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi
daerah, waktu maupun kemampuan, dan latar belakang anak.
c. Prinsip Kontinuitas
(Kesinambungan)
Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara
berkesinambungan, tidak terputus-putus atau berhenti-berhenti. Oleh karena itu,
pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya
berkesinambungan antara satu tingkat kelas, dengan kelas lainnya, antara satu
jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga antara jenjang pendidikan
dengan pekerjaan. Pengembangan kurikulum perlu dilakukan serempak bersama-sama,
perlu selalu ada komunikasi dan kerja sama antara para pengembangan kurikulum
sekolah dasar dengan SMp, SMA, dan Perguruan Tinggi.
d. Prinsip Praktis
Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan
alat-alat sederhana dan biayanya juga murah. dan efisien.. Walaupun bagus dan
idealnya suatu kurikulum kalau menuntut keahlian-keahlian dan
peralatan-peralatan yang sangat khusus dan mahal biayanya maka kurikulum
tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan. Kurikulum dan pendidikan selalu
dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan , baik keterbatasan waktu, biaya,
alat, maupun personalia. Kurikulum bukan hanya harus ideal tetapi juga praktis.
e. Prinsip Efektivitas
Walaupun kurikulum tersebut harus murah dan sederhana tetapi
keberhasilannya tetap harus diperhatikan. Keberhasilan pelaksanaan kurikulum
ini baik secara kuantitas maupun kualitas. Pengembangan suatu kurikulum tidak
dapat dilepaskan dan merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan.
Perencanaan dibidang pendidikan juga merupakan bagian yang dijabarkan dari
kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dibidang pendidikan. Keberhasilan
kurikulum akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan.
Kurikulum
pada dasarnya berintikan empat aspek utama yaitu:
a.Tujuan-tujuan pendidikan.
a.Tujuan-tujuan pendidikan.
b. Isi Pendidikan
c. Pengalaman belajar
d. Penilaian
Keempat
aspek diatas serta kebijaksanaan pendidikan perlu selalu mendapat perhatian
dalam pengembangan kurikulum.
- Prinsip-Prinsip Khusus
a. Prinsip berkenaan
dengan tujuan pendidikan
Tujuan merupakan pusat kegiatan dan arah semua kegiatan
pendidikan. Perumusan kompenen-kompenen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan
pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka
panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Perumusan tujuan pendidikan
bersumber pada :
Ø Ketentuan dan kebijaksanaan
pemerintah, yang dapat ditemukan dalam dokumen-dokumen lembaga negara mengenai
tujuan, dan strategi pembangunan termasuk didalamnya pendidikan.
Ø Survai mengenai persepsi orang tua/
masyarakat tentang kebutuhan mereka yang dikirimkan melalui angket atau
wawancara dengan mereka.
Ø Survei tentang pandangan para ahli
dalam bidang-bidang tertentu, dihimpun melalui angket, wawancara, observasi,
dan dari berbagai media massa.
Ø Survai tentang manpower.
Ø Pengalaman negara-negara lain dalam
masalah yang sama.
Ø Penelitian
b.
Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Ø Memilih isi pendidikan yang sesuai
dengan keutuhan pendidikan yang telah ditentukan para perencana kurikulum perlu
mempertimbangkan beberapa hal yaitu:
-
Perlu penjabaran tujuan pendidikan/ pengajaran kedalam
bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum suatu
perbuatan hasil belajar dirumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman belajar
-
Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap,
dan ketrampilan.
- Unit-unit kurikulum harus disusun
dalam urutan yang logis dan sistematis. Pengetahuan, sikap dan ketrampilan
diberikan secara simultan dalam urutan situasi belajar.
c. Prinsip berkenaan
dengan pemilihan proses belajar mengajar
Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
·
Apakah metode/ teknik tersebut memberikan kegiatan yang
bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa.
·
Apakah metode/ teknik tersebut memberikan urutan kegiatan
yang bertingkat-tingkat?
·
Apakah metode/ teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan yuntuk
mencapai tujuan, kognitif, afektif dan psikomotor?
·
Apakah metode/ teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa atau
mengaktifkan guru atau kedua-duanya.
·
Apakah metode/ teknik tersebut mendorong berkembangnya
kemampuan baru.?
·
Apakah metode/ teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan
belajar disekolah dan di rumah juga mendorong penggunaan sumber yang ada
dirumah dan di masyarakat?
·
Untuk belajar ketrampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar
yang menekankan ”learning by doing” di samping ” learning by seeing and
knowing.
d. Prinsip berkenaan dengan
pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar mengajar yang baik perlu didukung oleh
penggunaan media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat. Alat/media
pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya sudah tersedia? Bila alat
tersebut tidak ada apa penggantinya?
Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan
bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, pembiayaannya dan waktu
pembuatannya. Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah
dalam bentuk modul, paket belajar, dan lain-lain? Bagaimana pengintegrasiannya
dalam keseluruhan kegiatan belajar? Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan
menggunakan multi media.
e. Prinsip berkenaan
dengan pemilihan kegiatan penilaian
Penilaian
merupakan bagian integral dari pengajaran:
o
Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya diikuti
langkah-langkah: - Rumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam
ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
- Uraikan kedalam bentuk tingkah
laku murid yang dapat diamati.
- Hubungkan dengan bahan pelajaran.
- Tuliskan butir-butir test.
o
Dalam merencanakan suatu penilaian hendaknya diperhatikan :
-
Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang
akan dites?.
-
Berapa lama waktu dibutuhkan untuk pelaksanaan test?.
-
Apakah test tersebut berbentuk uraian atau objektif?.
-
Berapa banyak butir test perlu disusun?.
-
Apakah test tersebut diadministrasikan oleh guru atau oleh
murid?
o
Dalam pengolahan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
-
Norma apa yang digunakan di dalam pengolahan hasil test?.
-
Apakah digunakan formula quessing?.
-
Bagaimana pengubahan skor mentah ke dalam skor masak?.
-
Skor standar apa yang digunakan?.
-
Untuk apakah hasil-hasil test digunakan?
Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima
prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
1.
Prinsip Relevansi
Secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara
komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi).
Sedangkan
secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan
tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan
potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan
masyarakat (relevansi sosilogis).
2.
Prinsip Fleksibilitas
Dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang
dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya,
memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi
tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang
peserta didik.
3.
Prinsip Kontinuitas
Adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal,
maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan
kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas,
antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis
pekerjaan.
4.
Efektifitas
Mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai
tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
5.
Efisiensi
Mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat
mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal,
cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.
Selain
prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli diatas diatas, dibawah ini juga
diuraikan sejumlah prinsip yang dianggap penting dan menjadi pedoman pada saat
ini pada umumnya.
1.
Prinsip Relevansi
Kurikulum merupakan rel-nya pendidikan untuk membawa siswa
agar dapat hidup sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat serta
membekali siswa baik dalam bidang pengetahuan, sikap maupun keterampilan sesuai
dengan tuntutan dan harapa masyarakat. Oleh sebab itu, pengalaman-pengalaman
belajar yang disusun dalam kurikulum harus relevan dengan kebutuhan masyarakat.
a.
Relevansi Internal
Relevansi internal adalah bahwa setiap kurikulum harus
memiliki keserasian antara komponen-komponennya, yaitu keserasian yang harus
dicapai, isi, materi atau pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa,
strategi atau metode yang digunakan serta alat penilaian untuk melihat
ketercapaian tujuan. Relevansi ini menunjukkan keutuhan suatu kurikulum.
b.
Relevansi Eksternal
Relevansi Eksternal, berkaitan dengan keserasian antara
tujuan, isi dan proses belajar siswa yang tercakup dalam kurikulum dengan
kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Ada tiga macam relevansi eksternal yaitu :
ü Relevan dengan lingkungan hidup
peserta didik. Artinya, bahwa proses pengembangan dan penetapan isi kurikulum
hendaknya disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar siswa. Contohnya untuk
siswa yang ada di perkotaan perlu diperkenalkan kehidupan di lingkungan kota,
seperti keramaian dan rambu-rambu lalu lintas, tata cara dan pelayan jasa bank,
kantor pos dsb. Begitu juga untuk sekolah yang berada di lingkungan pantai,
seperti mengenai tambak, kehidupan nelayan, koperasi, pembibitan udang, dsb.
·
Relevan dengan perkembangan zaman baik sekarang maupun
dengan yang akan datang. Artinya, isi kurikulum harus sesuai dengan situasi dan
kondisi yang sedang berkembang. Selain itu juga apa yang diajarkan kepada siswa
harus bermanfaat untuk kehidupan siswa pada waktu yang akan datang. Misalkan
untuk kehidupan yang akan datang, penggunaan computer dan internet menjadi
salah satu kebutuhan, maka dengan demikian bagaimana cara memanfaatkan computer
dan bagaimana cara mendapatkan informasi dari internet sudah harus
diperkenalkan kepada siswa. Demikian juga dengan kemapuan berbahasa. Pada masa
yang akan datang ketika pasar bebas seperti persetujuan APEC mulai berlaku,
maka masyarakat akan dihadapkan kepada persaingan merebut pasar kerja dengan
orang-orang asing. Oleh karenanya keterampilan berbahasa asing sudah harus
mulai dipupuk sejak sekarang.
·
Relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan. Artinya, bahwa apa
yang diajarkan di sekolah harus mampu memenuhi dunia kerja. Untuk sekolah
kejuruan contohnya, kalau dahulu di Sekolah Kejuruan Ekonomi dilatih bagaimana
agar siswa mampu menggunakan mesin tik sudah tidak banyak digunakan, akan
tetapi yang lebih banyak digunakan computer. Dengan demikian, keterampilan
mengoperasikan computer harus diajarkan. Demikian jugahalnya dengan tuntutan
dunia kerja kepariwisataan, perbankan, asuransi, perhotelan dsb, isi kurikulum
harus menyesuaikan dengan tuntutan pekerjaan pekerjaan di setiap bidang.
2.
Prinsip Fleksibilitas
Apa yang diharapkan dalam kurikulum ideal kadan-kadang tidak
sesuai dengan kondisi kenyataanyang ada. Bisa saja ketiksesuaian itu
ditunjukkan oleh kemampuan guru yang kurang,latar belakang atau kemampuan dasar
siswa yang rendah, atau mungkin sarana dan prasarana yang ada di sekolah tidak
memadai.
Maka kurikulum harus bersifat lentur dan fleksibel. Artinya,
kurikulum itu harus bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada. Kurikulum
yang kaku atau tidak fleksibel akan sulit diterapkan.
Prinsip
fleksibilitas memiliki dua sisi :
a.
Fleksibel bagi guru, artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak bagu guru
untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada.
b.
Fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum harus menyediakan berbagai kemungkinan
program pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa.
3.Prinsip
Kontinuitas
Prinsip ini mengandung pengertian bahwa perlu dijaga saling
keterkaitan dan kesinambungan antara materi pelajaran pada berbagai jenjang dan
jenis program pendidikan. Dalam penyusunan materi pelajaran perlu dijaga agar
apa yang diperlukan untuk mempelajari suatu materi pelajaran pada jenjang yang
lebih tinggi telah diberikan dan dikuasai oleh siswa pada waktu mereka berada
pada jenjang sebelumnya.prinsip ini sangat penting bukan hanya untuk menjaga
agar tidak terjadi pengulangan-pengulangan materi pelajaran yang memungkinkan
program pengajaran tidak efektif dan efisien, akan tetapi juga untuk
keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran pada jenjang pendidikan
tertentu.
4.
Efektifitas
Prinsip efektifitas berkenaan dengan rencana dalam suatu
kurikulum dapat dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
Terdapat dua sisi efektifitas dalam suatu pengembangan kurikulum yaitu :
Ø Efektifitas berhubungan dengan
kegiatan guru dalam melaksanakan tugas mengimplementasikan kurikulum di dalam
kelas. Contoh, apabila guru menetapkan dalam satu semester harus menyelesaikan
12 program pembelajaran sesuai dengan pedoman kurikulum, ternyata dalam jangka
waktu tersebut hanya dapat menyelesaikan 4 atau 5 program saja, berarti dapat
dikatakan bahwa pelaksanaan program itu tidak efektif.
Ø Efektifitas kegiatan siswa dalam melaksanakan
kegiatan belajar. Maksudnya sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan yang telah
ditentukan sesuai dengan jangka waktu tertentu. Contoh, apabila ditetapkan
dalam satu semester siswa harus dapat mencapai sejumlah tujuan pembelajaran,
ternyata hanya sebagian saja dapat dicapai siswa, maka dapat dikatakan bahwa
proses pembelejaran siswa tidak efektif.
5.
Efisiensi
Prinsip efisiensi berhubungan dengan pernbandingan antara
tenaga, waktu, suara, dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh.
Kurikulum dikatakan memiliki tingkat efisiensi yang tinggi apabila dengan
sarana, biaya yang minimal dan waktu yang terbatas dapat memperoleh hasil yang
maksimal. Betapa pun bagus dan idealnya suatu kurikulum, manakala menuntut
peralatan, sarana dan prasarana yang sangat khusus serta mahal pula harganya,
maka kurikulum itu tidak praktis dan sukar untuk dilaksanakan. Kurikulum harus
dirancang untuk dapat digunakan dalam segala keterbatasan.
Pengembangan kurikulum sekolah di Indonesia mengikuti
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang berbeda, namun sasaran yang hendak
dicapai adalah sama , yaitu dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan
nasional pada umumnya dan tujuan pendidikan nasional pada khususnya dengan berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Pengembangan kurikulum yang pernah diterapkan di
Indonesia antara lain:
- Kurikulum 1975; mengacu pada prinsip pengembangan:
- Fleksibelitas,
- Efesiensi dan efektivitas,
- Berorientasi pada tujuan,
- Kontinuitas,
- Pendidikan seumur hidup, - Kurikulum 1984; mengacu pada prinsip:
- Relevansi,
- Pendekatan pengembangan,
- Pendidikan seumur hidup,
- Keluwesan. - Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP); mengacu
pada:
- Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
- Beragam dan terpadu,
- Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,
- Relevan dengan kebutuhan kehidupan,
- Menyeluruh dan berkesinambungan,
- Belajar sepanjang hayat,
- Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah, - ( Beda lagi )
Dalam suatu
pembelajaran tentunya kurikulum menjadi suatu hal yang sangat penting dalam
proses pembelajaran. Seharusnya di dalam penyusunan kurikulum harus
memperhatikan beberapa hal yang sangat penting beberapa diantaranya
perkembangan peserta didik, kemajuan IPTEK, kebutuhan dalam masyarakat, sarana
dan prasarana sekolah, dan sebagainya, yang mana hal tersebut akan sangat
memberikan pengaruh terhadap jalannya proses pembelajaran yang nantiya juga
akan juga berpengaruh kepada hasil yang di peroleh siswa. Jadi, adanya
kurikulum sangat berhubungan erat dengan proses pembelajaran karena jika
kurikulumnya bagus maka proses pembelajaran dan hasilnya juga akan bagus.
BAB
III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pengembangan
kurikulum yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan keragaman karteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan
jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan
agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
B.Saran
Adapun saran
–
saran yang penulis pandang perlu adalah:
1.Hendaknya guru memahami praxis
pengembangan kurikulum secaramenyeluruh untuk memperkaya dan membantu dalam
melaksanakantugas-tugas sebagai guru di sekolah dasar.
2.
Diharapkan guru memahami kondisi-kondisi yang diperkirakan akan terjadi di masa
depan karena mengingat peranan penting guru selain sebagai pelaksana kurikulum
juga pada suatu saat guru diberikan keleluasaan sebagai pengembang kurikulum
untuk lingkungan sekolahnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Hernawan Herry, Asep, dkk. 2012. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
. Jakarta: Universitas TerbukaDoll, R.C.
(1974).
Curriculum Improvoment: Decision Making
and Process.ThirdEdition. Boston-London-Sidney: Allyn and Bacon,
Inc.Hassan, S.H. (1998).
Hamalik, Oemar. 2008. Manajemen Pengembangan
Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nasution, S. 1995. Asas-asas Kurikulum.
Jakarta: Bumi Aksara
Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum
Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sukmadinata, Syaodih, Nana. 1997. Perkembangan
Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Ahmadi, Lif Khoiru, Amri, Sofan. 2010. Strategi
Pembelajaran.Jakarta: Prestasi Pustaka.
Idi, Abdullah. 1999. Pengembangan Kurikulum
Teori dan Praktek.Jakarta: Gaya Media Pratama.
Evaluasi Kurikulum.
Jakarta: P2LPTK.Kaber, A. (1988). Pengembangan Kurikulum. Jakarta:
P2LPTK.
https://emakalah.wordpress.com/2008/10/31/dasar-dasar-pengembangan-kurikulum/#more-475
http://dominique122.blogspot.co.id/2015/04/pengembangan-kurikulum-menurut-para-ahli.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar