Selasa, 08 Desember 2015

CONTOH LAPORAN OBSERVASI KURIKULUM DI SD





Daftar Isi

Kata Pengantar…………………………………………………………………1
Daftar Isi……………………………………………………………………….2
BAB I  Pendahuluan
             A. Latar Belakang……………………………………………………..3
             B. Tujuan …………………………………………………..................3
             C.Landasan teori....................................................................................4
           
BAB II Pembahasan
            A.Pengertian Kurikulum dan Pembelajaran……………………....5
Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli ………………………........5
Pengertian Kurikulum ……………………………………...................6
B.Pengertian Pengembangan Kurikulum………………………......7
C,Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum……………………….8
D.Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran..9
 1.Prinsip Umum....................................................................................9
 2.Prinsip Khusus..................................................................................12
BAB III Penutup
              A.Kesimpulan…………………………………………………….. 20
              B.Saran……………………………………………………………..20
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………......21




BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan suatu kurikulum ini sangat tergantung kepada bagaimana kurikulum itu dilaksanakan atau di implementasikan. Sebaik apapun kurikulum secara tertulis itu dirancang,namun apabila dalam pelaksanaannya tidak didukung oleh berbagai unsur maka kurikulum itu akan sulit mencapai hasil yang di harapkan. Oleh karena itu dalam pengembangan kurikulum,identifikasi keterterapan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum,analisis kualitas keterlibatan unsur-unsur dalam pengembangan kurikulum dan proses lainnya yang dibutuhkan dalam pengembangan kurikulum.

B. Tujuan
Tujuan Umum :
1.       
2.      Mengetahui pengertian Kurikulum.
3.      Mengetahui pengertian pengembangan kurikulum.
4.      Mengetahui konsep dasar pengembangan kurikulum
5.      Mengetahui tentang prinsip perkembangan kurikulum dan pembelajaran secara umum
6.      Mengetahui tentang prinsip perkembangan kurikulum dan pembelajaran secara khusus.
Tujuan khusus :
1.      Untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Pendidikan Kurikulum.
2.      Memberikan semangat dan dorongan kepada kita untuk menjadi guru yang professional.
3.      Memberikan acuan kepada kita sebagai calon guru untuk mengetahui kurikulum dan pembelajaran.


C.Landasan Teori
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, di dalam mencakup; merencanakan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan kurikulum atau biasa disebut implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum kedalam tindakan operasional.
Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besaran hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian programprogram yang telah direncanakan, dari hasil kurikulum itu sendiri.. Dalam pengembangan kurikulum tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti : politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur-unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum menurut berbagai ahli seperti halnya : 

Menurut Sukmadinata, prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dibagi kedalam dua kelompok, yaitu 


  1. Prinsip umum; relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis dan efektivitas. 
  2. Prinsip khusus; berkenaan dengan tujuan pendidikan, pemilihan isi pendidikan, pemilihan proses belajar mengajar, media alat pelajaran, prinsip kegiatan penilaian (Sukmadinata, 2001 : 45-48). 
Asep Heri Hernawan dkk (2002 : 55-56) mengemukakan lima prinsip dalam mengembangkan kurikulum, yaitu : 
  • Prinsip relevansi, yaitu kurikulum itu memiliki hubungan dengan komponen kurikulum yang lainnya (tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan ( evaluasi) 
  • Prinsip fleksibilitas, dalam pengembangan kurikulum diharapkan bersifat luwes. 
  • Prinsip kontinuitas, yaitu adanya kesinambungan dalam kurikulum baik secara vertikal maupun horisontal. 
  • Prinsip efisiensi, yakni mengusahakan agar dalam mengembangkan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya dan sumber lainnya. 
  • Prinsip efektivitas, yaitu mengusahakan agar pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa ada kegiatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Kurikulum dan Pembelajaran
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni “curriculae” berarti”lapangan pertandingan”(race course) yaitu arena tempat peserta didik berlari untuk mencapai finish. Baru pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan. Bila ditelusuri ternyata kurikulum mempunyai berbagai macam arti,yaitu:
1. Kurikulum diartikan sebagai rencana pelajaran
2. pengalaman belajar yang diperoleh murid dari sekolah
3. rencana belajar murid
Menurut UU No.2 tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat rencana dan peraturan,mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakannya dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Bayak pendapat mengenai arti kurikulum, Namun inti kurikulum sebenarnya adalah pengalaman belajar yang banyak kaitannya dengan melakukan berbagai kegiatan, interaksi sosial, di lingkungan sekolah, proses kerja sama dengan kelompok, bahkan interaksi dengan lingkungan fisik seperti gedung sekolah dan ruang sekolah. Dengan demikian pengalaman itu bukan sekedar mempelajari mata pelajaran,tetapi yang terpenting adalah pengalaman kehidupan.

Pengertian Kurikulum Menurut Definisi Para Ahli
·         Pengertian Kurikulum Menurut Daniel Tanner dan Laurel Tanner, pengertian kurikulum adalah pengalaman pembelajaran yang terarah dan terencana secara terstuktur dan tersusun melalui proses rekontruksi pengetahuan dan pengalaman secara sistematis yang berada dibawah pengawasan lembaga pendidikan sehingga pelajar memiliki motivasi dan minat belajar. 
·         Pengertian kurikulum Menurut Inlow (1966) : Pengertian kurikulum adalah usaha menyeluruh dirancang khusus oleh sekolah dalam membimbing murid memperoleh hasil dari pelajaran yang telah ditentukan. 
·         Pengertian Kurikulum Menurut Hilda Taba (1962) : Pengertian kurikulum sebagai a plan of learning yang berarti bahwa kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh siswa yang memuat rencana untuk peserta didik. Dalam bukunya "Curriculum Development Theory and Pratice". 
Ada sejumlah ahli teori kurikulum yang berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan yang tak formal. Yang terakhir ini sering disebut kegiatan ko-kurikuler atau ekstra-kurikuler co-curriculum atau extra-curriculum).
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Definisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia dapat melihat dalam perubahan yang terjadi, tetapi tidak pembelajaran itu sendiri. Konsep tersebut adalah teoretis, dan dengan demikian tidak secara langsung dapat diamati.
Pengertian Pembelajaran menurut para ahli:
  1. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20
Pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar.


  1. Dimyati dan Mudjiono
Pembelajaran merupakan aktivitas pendidik atau guru secara terprogram melalui desain instruksional agar peserta didik dapat belajar secara aktif dan lebih menekankan pada sumber belajar yang disediakan.
  1. Sudjana
Pembelajaran ialah setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan kegiatan interaksi yang edukatif antara guru dan peserta didik.
Dapat disimpulkan bahwa secara umum pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Pembelajaran bertujuan membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa menjadi bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya.

B.Pengertiaan Pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan kata lain pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Prinsip kurikulum dapat juga dikatakan sebagai aturan yang menjiwai pengembangan kurikulum. Prinsip tersebut mempunyai tujuan agar kurikulum yang didesain atau dihasilkan sesuai dengan permintaan semua pihak yakni anak didik, orangtua, masyarakat dan bangsa.
Pada umumnya ahli kurikulum memandang kegiatan pengembangan kurikulum sebagai suatu proses yang kontinu, merupakan suatu siklus yang menyangkut beberapa kurikulum yaitu komponen tujuan, bahan, kegiatan dan evaluasi.
Kurikulum di Indonesia mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam masyarakat. Penerapan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum salah satunya dijelaskan oleh Dr. Wina Sanjaya dalam kurikulum berbasis kompetensi dimana dalam prinsip pengembangan ini juga memperhatikan beberapa aspek mendasar tentang karakteristik bangsa.

C.Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum (curriculum development) adalah the planning of learning opportunities intended to bring about certain desered in pupils, and assesment of the extent to wich these changes have taken plece (Audrey Nicholls & Howard Nichools dalam Oemar Hamalik, 2008: 96). Rumusan ini menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan tertentu yang diharapkanSedangkan yang dimaksud dengan kesempatan belajar (learning opportunity) adalah hubungan yang telah direncanakan dan terkontrol antara para siswa, guru, bahan, peralatan, dan lingkungan tempat siswa belajar yang diinginkan diharapkan terjadi.
Dalam pengertian di atas, sesungguhnya pengembangan kurikulum adalah proses siklus, yang tidak pernah berakhir. Proses tersebut terdiri dari empat unsur yakni (Oemar Hamalik, 2008: 96-97):
1.      Tujuan: mempelajari dan menggambarkan semua sumber pengetahuan dan pertimbangan tentang tujuan-tujuan pengajaran, baik yang berkenaan dengan mata pelajaran (subject course) maupun kurikulum secara menyeluruh.
2.      Metode dan material: menggembangkan dan mencoba menggunakan metode-metode dan material sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut yang serasi menurut pertimbangan guru.
3.      Penilaian (assesment): menilai keberhasilan pekerjaan yang telah dikembangkan itu dalam hubungannya dengan tujuan, dan bila mengembangkan tujuan-tujuan baru.
4.      Balikan (feedback): umpan balik dari semua pengalaman yang telah diperoleh yang pada gilirannya menjadi titik tolak bagi studi selanjutnya.

D.Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum adalah kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum, merupakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum.
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengelompokkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum ke dalam dua bagian yaitu :
  1. Prinsip-Prinsip Umum
a.       Prinsip Relevansi
  • Relevansi Keluar (Eksternal), yaitu tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum itu sendiri. Maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan masyarakat, yang menyiapkan siswa untuk bisa hidup dan bekerja dalam masyarakat. Isi kurikulum mempersiapkan siswa sekarang dan siswa yang akan datang untuk tugas yang ada dalam perkembangan masyarakat.
·         Relevansi Didalam (Internal), yaitu adanya kesesuaian atau kosistensi antara komponen-komponen kurikulum yaitu antara tujuan, isi proses penyampaian dan penilaian. Relevansi ini menunjukkan suatu keterpaduan kurikulum.

b.      Prinsip Fleksibilitas
Fleksibilitas sebagai salah satu prinsip pengembangan kurikulum dimaksudkan adanya ruang gerak yang memberikan sedikit kelonggaran dalam melakukan atau mengambil suatu keputusan tentang suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pelaksana kurikulum di lapangan. Kurikulum juga hendaknya memiliki sifat lentur atau fleksibel. Kurikulum mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang, di sini dan ditempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Suatu kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya mungkin terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun kemampuan, dan latar belakang anak.
c.       Prinsip Kontinuitas (Kesinambungan)
Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau berhenti-berhenti. Oleh karena itu, pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas, dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan. Pengembangan kurikulum perlu dilakukan serempak bersama-sama, perlu selalu ada komunikasi dan kerja sama antara para pengembangan kurikulum sekolah dasar dengan SMp, SMA, dan Perguruan Tinggi.
d.      Prinsip Praktis
Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga murah. dan efisien.. Walaupun bagus dan idealnya suatu kurikulum kalau menuntut keahlian-keahlian dan peralatan-peralatan yang sangat khusus dan mahal biayanya maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan. Kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan , baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia. Kurikulum bukan hanya harus ideal tetapi juga praktis.
e.       Prinsip Efektivitas
Walaupun kurikulum tersebut harus murah dan sederhana tetapi keberhasilannya tetap harus diperhatikan. Keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini baik secara kuantitas maupun kualitas. Pengembangan suatu kurikulum tidak dapat dilepaskan dan merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan. Perencanaan dibidang pendidikan juga merupakan bagian yang dijabarkan dari kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dibidang pendidikan. Keberhasilan kurikulum akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan.
Kurikulum pada dasarnya berintikan empat aspek utama yaitu:
a.Tujuan-tujuan pendidikan.

b. Isi Pendidikan

c. Pengalaman belajar

d. Penilaian
Keempat aspek diatas serta kebijaksanaan pendidikan perlu selalu mendapat perhatian dalam pengembangan kurikulum.

  1. Prinsip-Prinsip Khusus
a.       Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
Tujuan merupakan pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan kompenen-kompenen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada :
Ø  Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam dokumen-dokumen lembaga negara mengenai tujuan, dan strategi pembangunan termasuk didalamnya pendidikan.
Ø  Survai mengenai persepsi orang tua/ masyarakat tentang kebutuhan mereka yang dikirimkan melalui angket atau wawancara dengan mereka.
Ø  Survei tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, dihimpun melalui angket, wawancara, observasi, dan dari berbagai media massa.
Ø  Survai tentang manpower.
Ø  Pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang sama.
Ø  Penelitian
b.      Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Ø  Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan keutuhan pendidikan yang telah ditentukan para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal yaitu:
-          Perlu penjabaran tujuan pendidikan/ pengajaran kedalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum suatu perbuatan hasil belajar dirumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman belajar
-          Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.
- Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis. Pengetahuan, sikap dan ketrampilan diberikan secara simultan dalam urutan situasi belajar.
c.       Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar
Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
·         Apakah metode/ teknik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa.
·         Apakah metode/ teknik tersebut memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat?
·         Apakah metode/ teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan yuntuk mencapai tujuan, kognitif, afektif dan psikomotor?
·         Apakah metode/ teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa atau mengaktifkan guru atau kedua-duanya.
·         Apakah metode/ teknik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru.?
·         Apakah metode/ teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar disekolah dan di rumah juga mendorong penggunaan sumber yang ada dirumah dan di masyarakat?
·         Untuk belajar ketrampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang menekankan ”learning by doing” di samping ” learning by seeing and knowing.
d.      Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat. Alat/media pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya sudah tersedia? Bila alat tersebut tidak ada apa penggantinya?
Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, pembiayaannya dan waktu pembuatannya. Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam bentuk modul, paket belajar, dan lain-lain? Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar? Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media.
e.       Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
Penilaian merupakan bagian integral dari pengajaran:
o   Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya diikuti langkah-langkah: - Rumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
- Uraikan kedalam bentuk tingkah laku murid yang dapat diamati.
- Hubungkan dengan bahan pelajaran.
- Tuliskan butir-butir test.

o   Dalam merencanakan suatu penilaian hendaknya diperhatikan :
-          Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang akan dites?.
-          Berapa lama waktu dibutuhkan untuk pelaksanaan test?.
-          Apakah test tersebut berbentuk uraian atau objektif?.
-          Berapa banyak butir test perlu disusun?.
-          Apakah test tersebut diadministrasikan oleh guru atau oleh murid?

o   Dalam pengolahan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
-          Norma apa yang digunakan di dalam pengolahan hasil test?.
-          Apakah digunakan formula quessing?.
-          Bagaimana pengubahan skor mentah ke dalam skor masak?.
-          Skor standar apa yang digunakan?.
-          Untuk apakah hasil-hasil test digunakan?

Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
1.      Prinsip Relevansi
Secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi).
Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).

2.      Prinsip Fleksibilitas
Dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.
3.      Prinsip Kontinuitas
Adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
4.      Efektifitas
Mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
5.      Efisiensi
Mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.
Selain prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli diatas diatas, dibawah ini juga diuraikan sejumlah prinsip yang dianggap penting dan menjadi pedoman pada saat ini pada umumnya.

1.      Prinsip Relevansi
Kurikulum merupakan rel-nya pendidikan untuk membawa siswa agar dapat hidup sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat serta membekali siswa baik dalam bidang pengetahuan, sikap maupun keterampilan sesuai dengan tuntutan dan harapa masyarakat. Oleh sebab itu, pengalaman-pengalaman belajar yang disusun dalam kurikulum harus relevan dengan kebutuhan masyarakat.
a.       Relevansi Internal
Relevansi internal adalah bahwa setiap kurikulum harus memiliki keserasian antara komponen-komponennya, yaitu keserasian yang harus dicapai, isi, materi atau pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa, strategi atau metode yang digunakan serta alat penilaian untuk melihat ketercapaian tujuan. Relevansi ini menunjukkan keutuhan suatu kurikulum.
b.      Relevansi Eksternal
Relevansi Eksternal, berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi dan proses belajar siswa yang tercakup dalam kurikulum dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Ada tiga macam relevansi eksternal yaitu :
ü  Relevan dengan lingkungan hidup peserta didik. Artinya, bahwa proses pengembangan dan penetapan isi kurikulum hendaknya disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar siswa. Contohnya untuk siswa yang ada di perkotaan perlu diperkenalkan kehidupan di lingkungan kota, seperti keramaian dan rambu-rambu lalu lintas, tata cara dan pelayan jasa bank, kantor pos dsb. Begitu juga untuk sekolah yang berada di lingkungan pantai, seperti mengenai tambak, kehidupan nelayan, koperasi, pembibitan udang, dsb.
·         Relevan dengan perkembangan zaman baik sekarang maupun dengan yang akan datang. Artinya, isi kurikulum harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang berkembang. Selain itu juga apa yang diajarkan kepada siswa harus bermanfaat untuk kehidupan siswa pada waktu yang akan datang. Misalkan untuk kehidupan yang akan datang, penggunaan computer dan internet menjadi salah satu kebutuhan, maka dengan demikian bagaimana cara memanfaatkan computer dan bagaimana cara mendapatkan informasi dari internet sudah harus diperkenalkan kepada siswa. Demikian juga dengan kemapuan berbahasa. Pada masa yang akan datang ketika pasar bebas seperti persetujuan APEC mulai berlaku, maka masyarakat akan dihadapkan kepada persaingan merebut pasar kerja dengan orang-orang asing. Oleh karenanya keterampilan berbahasa asing sudah harus mulai dipupuk sejak sekarang.
·         Relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan. Artinya, bahwa apa yang diajarkan di sekolah harus mampu memenuhi dunia kerja. Untuk sekolah kejuruan contohnya, kalau dahulu di Sekolah Kejuruan Ekonomi dilatih bagaimana agar siswa mampu menggunakan mesin tik sudah tidak banyak digunakan, akan tetapi yang lebih banyak digunakan computer. Dengan demikian, keterampilan mengoperasikan computer harus diajarkan. Demikian jugahalnya dengan tuntutan dunia kerja kepariwisataan, perbankan, asuransi, perhotelan dsb, isi kurikulum harus menyesuaikan dengan tuntutan pekerjaan pekerjaan di setiap bidang.
2.      Prinsip Fleksibilitas
Apa yang diharapkan dalam kurikulum ideal kadan-kadang tidak sesuai dengan kondisi kenyataanyang ada. Bisa saja ketiksesuaian itu ditunjukkan oleh kemampuan guru yang kurang,latar belakang atau kemampuan dasar siswa yang rendah, atau mungkin sarana dan prasarana yang ada di sekolah tidak memadai.
Maka kurikulum harus bersifat lentur dan fleksibel. Artinya, kurikulum itu harus bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada. Kurikulum yang kaku atau tidak fleksibel akan sulit diterapkan.
Prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi :
a. Fleksibel bagi guru, artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak bagu guru untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada.
b. Fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum harus menyediakan berbagai kemungkinan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa.


3.Prinsip Kontinuitas
Prinsip ini mengandung pengertian bahwa perlu dijaga saling keterkaitan dan kesinambungan antara materi pelajaran pada berbagai jenjang dan jenis program pendidikan. Dalam penyusunan materi pelajaran perlu dijaga agar apa yang diperlukan untuk mempelajari suatu materi pelajaran pada jenjang yang lebih tinggi telah diberikan dan dikuasai oleh siswa pada waktu mereka berada pada jenjang sebelumnya.prinsip ini sangat penting bukan hanya untuk menjaga agar tidak terjadi pengulangan-pengulangan materi pelajaran yang memungkinkan program pengajaran tidak efektif dan efisien, akan tetapi juga untuk keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran pada jenjang pendidikan tertentu.
           
4.      Efektifitas
Prinsip efektifitas berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Terdapat dua sisi efektifitas dalam suatu pengembangan kurikulum yaitu :
Ø  Efektifitas berhubungan dengan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas. Contoh, apabila guru menetapkan dalam satu semester harus menyelesaikan 12 program pembelajaran sesuai dengan pedoman kurikulum, ternyata dalam jangka waktu tersebut hanya dapat menyelesaikan 4 atau 5 program saja, berarti dapat dikatakan bahwa pelaksanaan program itu tidak efektif.
Ø  Efektifitas kegiatan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar. Maksudnya sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan sesuai dengan jangka waktu tertentu. Contoh, apabila ditetapkan dalam satu semester siswa harus dapat mencapai sejumlah tujuan pembelajaran, ternyata hanya sebagian saja dapat dicapai siswa, maka dapat dikatakan bahwa proses pembelejaran siswa tidak efektif.

5.      Efisiensi
Prinsip efisiensi berhubungan dengan pernbandingan antara tenaga, waktu, suara, dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh. Kurikulum dikatakan memiliki tingkat efisiensi yang tinggi apabila dengan sarana, biaya yang minimal dan waktu yang terbatas dapat memperoleh hasil yang maksimal. Betapa pun bagus dan idealnya suatu kurikulum, manakala menuntut peralatan, sarana dan prasarana yang sangat khusus serta mahal pula harganya, maka kurikulum itu tidak praktis dan sukar untuk dilaksanakan. Kurikulum harus dirancang untuk dapat digunakan dalam segala keterbatasan.
Pengembangan kurikulum sekolah di Indonesia mengikuti prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang berbeda, namun sasaran yang hendak dicapai adalah sama , yaitu dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional pada umumnya dan tujuan pendidikan nasional pada khususnya dengan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pengembangan kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia antara lain:
  • Kurikulum 1975; mengacu pada prinsip pengembangan:
    - Fleksibelitas,
    - Efesiensi dan efektivitas,
    - Berorientasi pada tujuan,
    - Kontinuitas,
    - Pendidikan seumur hidup,
  • Kurikulum 1984; mengacu pada prinsip:
    - Relevansi,
    - Pendekatan pengembangan,
    - Pendidikan seumur hidup,
    - Keluwesan.
  • Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP); mengacu pada:
    - Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
    - Beragam dan terpadu,
    - Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,
    - Relevan dengan kebutuhan kehidupan,
    - Menyeluruh dan berkesinambungan,
    - Belajar sepanjang hayat,
    - Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah,
  • ( Beda lagi )

Dalam suatu pembelajaran tentunya kurikulum menjadi suatu hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Seharusnya di dalam penyusunan kurikulum harus memperhatikan beberapa hal yang sangat penting beberapa diantaranya perkembangan peserta didik, kemajuan IPTEK, kebutuhan dalam masyarakat, sarana dan prasarana sekolah, dan sebagainya, yang mana hal tersebut akan sangat memberikan pengaruh terhadap jalannya proses pembelajaran yang nantiya juga akan juga berpengaruh kepada hasil yang di peroleh siswa. Jadi, adanya kurikulum sangat berhubungan erat dengan proses pembelajaran karena jika kurikulumnya bagus maka proses pembelajaran dan hasilnya juga akan bagus.




BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pengembangan kurikulum yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.

B.Saran
Adapun saran
 – 
saran yang penulis pandang perlu adalah:
1.Hendaknya guru memahami praxis pengembangan kurikulum secaramenyeluruh untuk memperkaya dan membantu dalam melaksanakantugas-tugas sebagai guru di sekolah dasar.
2. Diharapkan guru memahami kondisi-kondisi yang diperkirakan akan terjadi di masa depan karena mengingat peranan penting guru selain sebagai pelaksana kurikulum juga pada suatu saat guru diberikan keleluasaan sebagai pengembang kurikulum untuk lingkungan sekolahnya.







DAFTAR PUSTAKA
Hernawan Herry, Asep, dkk. 2012. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
. Jakarta: Universitas TerbukaDoll, R.C. (1974).
Curriculum Improvoment: Decision Making and Process.ThirdEdition. Boston-London-Sidney: Allyn and Bacon, Inc.Hassan, S.H. (1998).
Hamalik, Oemar. 2008. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nasution, S. 1995. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara
Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sukmadinata, Syaodih, Nana. 1997. Perkembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Ahmadi, Lif Khoiru, Amri, Sofan. 2010. Strategi Pembelajaran.Jakarta: Prestasi Pustaka.
Idi, Abdullah. 1999. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.Jakarta: Gaya Media Pratama.
 Evaluasi Kurikulum. Jakarta: P2LPTK.Kaber, A. (1988). Pengembangan Kurikulum. Jakarta: P2LPTK.
https://emakalah.wordpress.com/2008/10/31/dasar-dasar-pengembangan-kurikulum/#more-475
http://dominique122.blogspot.co.id/2015/04/pengembangan-kurikulum-menurut-para-ahli.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar