APRESIASI DAN KRITIK
SENI
1.
Apresiasi Seni
Secara
umum istilah apresiasi seni atau mengapresiasi karya seni berarti memahami
sepenuhnya seluk-beluk karya seni serta menjadi sensitive terhadap segi-segi
estetikanya. Apresiasi seni adalah suatu proses penghayatan karya seni yang
diamati dan penghargaan pada karya seni itu sendiri serta penghargaan pada
penciptanya. Apresiasi seni ialah menikmati,menghayati dan mjerasakan suatu
objek atau karya seni lebih tepat lagi dengan mencermati karya seni dengan
mengerti dan peka terhadap segi-segi estetikanya, sehingga mampu menikmati dan
memaknai karya tersebut dengan semestinya.
Melalui
kegiatan apresiasi , kita belajar tidak saja untuk memahami dan atau menghargai
karya seni , tetapi dapat juga diimplementasikan untuk menghargai berbagai
perbedaan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
Effendi,1973 Apresiasi
adalah menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian
, penghargaan, kepekaan,kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta
sastra.
2.
Fungsi dan
tujuan apresiasi seni
Tujuan pokok
menyelenggarakan apresiasi seni adalah menjadikan masyarakat “ melek seni “
sehingga dapat menerima seni sebagaimana mestinya. Ada 2 fungsi dari kegiatan
apresiasi seni adalah :
1.
Agar kita dapat
menigkatkan dan memupuk kecintaan kepada karya bangsa sendiri dan sekaligus
kecintaan kepada sesama manusia
2.
Sebagai
penikmatan, penilaian, empati dan hiburan. Apresiasi seni juga besar manfaatnya
bagi ketahanan budaya Indonesia. Melalui kegiatan apresiasi kesenian Indonesia,
kita dapat lebih mengenal dan menghargai budaya bangsa. Sendiri. Tujuan akhir apresiasi seni antara lain :
a. Untuk mengembangkan kreasi
b. Untuk mengembangan estetis
c. Mengembangkan dan penyempurnaan hidup
3.
Unsur-unsur
apresiasi
-
Gaya
-
Teknik
-
Tema
-
Komposisi
4.
Kegiatan
apresiasi meliputi :
a. Persepsi, kegiatan ini mengenalkan pada anak didik
akan bentuk-bentuk karya seni di Indonesia, missal: mengenalkan
tari-tarian,music,rupa,teater,dll.
b. Pengetahuan, pada tahap ini pengetahuan sebagai
dasar dalam mengapresiasi baik tentang sejarah seni yang diperkenalkan,maupun
istilah-istilah yang biasa digunakan di masing-masing bidang seni
c. Pengertian, pada tingkat ini diharapkan dapat
membantu menerjemahkan tema kedalam berbagai wujud seni berdasarkan pengalaman,
dalam kemampuannya dalam merasakan music.
d. Analisis, pada tahap ini, kita mulai mendeskripsikan
salah satu bentuk seni yang sedang dipelajari, menafsir objek yang diapresiasi
e. Penilaian, pada tahap ini, lebih ditekankan pada
penilaian terhadap karya-karya snei yang diapresiasi,baik secara subyektif
maupun ojyektif
f.
Apresiasi,
apresiasi merupakan bagian dari tujuan pendidikan seni di sekolah yang terdiri
dari 3 hal ; value ( nilai ) , emphaty , dan feeling.
3.
Kritik Seni
Hampir
sama dengan apresiasi, kritik dalam seni pada dasarnya menanggapi karya seni.
Perbedaan nya hanyalah kepada focus dari kritik seni yang lebih bertujuan untuk
menunjukan kelebihan dan kekurangan sesuatu karya seni. Para ahli seni umumnya
beranggapan bahwa kegiatan kritik dimulai dari kebutuhan untuk memahami /
apresiasi kemudian beranjak kepada kebutuhan memperoleh kesenangan dari
kegiatan memperbincangkan berbagai hal yang berkaitan dengan karya seni
tersebut.
Jenis kritik
karya seni
Kritik karya seni memiliki perbedaan tujuan dan
kualitas. Karena perbedaan tersebut , maka dapat kita jumpai 4 jenis kritik berdasarkan
pendekatannya ( Feldman 1967 )
1.
Kritik
pendidikan , bertujuan mengangkat atau meningkatkan kepekaan artistic serta
estetika subjek belajar seni
2.
Kritik keilmuan,
kritik ini bersifat akademis dengan wawasan pengetahuan , kemampaun, dan
kepekaan kritikus yang tinggi untuk menilai/ menanggapi sebuah karya seni.
3.
Kritik populer,
kritik seni populer ditunjukan untuk konsumsi massa/umum.
4.
Kritik
jurnalistik, jenis kritik ini yang hasil tanggapannya disampaikan secara
terbuka kepada public melalui media massa khusunya surat kabar
Berdasarkan
titik tolak / landasan yang digunakan, dikenal pula beberapa bentuk kritik
yaitu : kritik formalistic, kritik ekspresivtik , dan instrumenlistik :
1.
Kritik
formalistic , ditujukan terhadap karya seni sebagai konfigurasi aspek-aspek
formalnya atau berkaitan dengan unsur-unsur pembentukannya. Missal: lukisan,
yang menjadi sasaran kritik lebih tertuju pada kualitas penyusunan seperti
warna,tekstur,dll.
2.
Kritik
ekpresivtik, melalui pendekatan ekspresivtik kritikus cenderung menilai dan
menanggapi kualitas gagasan dan perasaan yang ingin dikomunikasikan oleh
seniman melalui sebuah karya seni. Umumnya menanggapi keterkaitan antara tema
dan judul ,isi , dll.
3.
Kritik
instrumentalistik , kritik ini cenderung menkritiki berdasarkan kemampuannya
dalam upaya mncapai tujuan , moral, religious, politik atau psikologi .
Dikutip dari : http://setohandoko.blogspot.com
Fungsi kritik dalam
seni
Sudarmaji,1970 kritik
memiliki 2 fungsi, yaitu :
1.
Sebagai
pemberitahuan bahwa ada penyuguhan hasil seni. Sebagai fungsi tak langsung, dan
2.
Pembicaraan
sesuatu gejala, memberikan pengantar, lalu menilai baik buruknya suatu prestasi
, serta memberikan apresiasi.
Dikutip dari : http://kiossahabatbaru.blogspot.com
Metode dalam melakukan apresiasi seni
ada beberapa pendekatan yang dapat dipilih , yaitu :
-
Pendekatan
deskriptif , pendekatan yang dilakukan dengan mengamati dan memaparkan karya
seni apa adanya.
-
Pendekatan
analitik, pendekatan yang dilakukan dengan mengamati karya seni berdasarkan
kaidah-kaidah estetika yang baku.
-
Pendekatan
interpreatif, pendekatan yang dilakukan dengan menginterpretasikan karya seni
berdasarkan sudut pandang pengamat, baik dari kesamaan pengalaman , unsur
estetis, dan pengetahuan yang dimiliki pengamat.
-
Pendekatan
penilaian, pendekatan yang dilakukan melalui proses pengukuran,baik secara
objektif maupun subjektif.
-
Pendekatan
interdisiplin, pendekatan yang dilakukan untuk menilai suatu karya seni dilihat
dari berbagai disiplin keilmuan seperti antropologi, psikologi,dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar